Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste Sejak Dini
Semakin ke sini pola hidup manusia semakin konsumtif. Segala sesuatu dapat terbeli dengan mudah. Apalagi dengan pemanfaatan teknologi terbarukan, manusia semakin terbantu.
Namun, dari pola konsumtif manusia yang semakin meningkat itu, tentu menimbulkan dampak pula. Seperti halnya peningkatan jumlah sampah.
Sejak awal 2018 lalu Tiongkok secara resmi menghentikan impor sampah masuk ke negaranya. Hal tersebut tentu akan berdampak pada sampah-sampah yang sebelumnya disetor ke negeri Tirai Bambu itu.
Dari kebijakan penghentian impor sampah yang dilakukan Tiongkok tersebut diprediksi sampah sebanyak 111 juta ton akan membanjiri bumi. Jumlah yang tentu saja tidak main-main banyaknya.
Lalu, sebaiknya apa yang bisa atau harus kita lakukan dalam ikut membantu mencegah penumpukan sampah? Jawabannya beragam. Salah satunya ada pada gaya hidup zero waste.
Apa gaya hidup zero waste itu?
Secara sederhananya, Zero waste dapat diartikan sebagai sebuah prinsip hidup bebas dari sampah. Di mana setiap perilaku dari kita sama sekali tidak menghasilkan sampah.
Apakah bisa?
Jelas bisa. Kita bisa mencoba menerapkan prinsip zero waste ini mulai dari diri sendiri.
Prinsip Zero Waste
Dalam ikut serta menjaga lingkungan bebas dari sampah ada beragam cara. Terpenting ada niat dahulu dari kita untuk mau memulai.
Lalu dari mana kita bisa memulai? Perhatikanlah beberapa prinsip berikut:
- Reuse/menggunakan kembali
Ini adalah cara pertama kita dalam ikut serta menjalani gaya hidup zero waste. Bahwa suatu barang yang sudah kita beli tidak harus sekali pakai. Misalnya saat belanja, kita dari rumah sudah menyiapkan tas atau kantong. Hal tersebut secara langsung tentu akan mengurangi penggunaan plastik, dan sampah plastik pun berkurang mulai dari rumah kita.
- Reduce/mengurangi
Prinsip kedua ini lebih menekankan kepada pola konsumtif kita dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara ikut menjaga lingkungan adalah dengan cara mengurangi barang yang kita beli, terutama yang sekali pakai. Contohnya seperti penggunaan tisu di dapur. Alangkah baiknya menggunakan lap kain yang bisa digunakan lagi daripada tisu sekali pakai. Disadari atau tidak, pola-pola pengurangan semacam itu akan sangat berdampak pada lingkungan.
- Recycle/mendaur ulang
Langkah terakhir ini tentu menjadi salah satu pencegahan dalam menjaga lingkungan dari jumlah sampah yang semakin banyak. Daur ulang sampah bisa kita mulai dari rumah. Cara sederhananya kita harus membedakan terlebih dahulu antara sampah organik dan anorganik. Setelah sampah di rumah kita itu dibedakan, maka pemilahan sampah-sampah yang masih didaur ulang tidak harus sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Manfaat Gaya Hidup Zero Waste
Ada beragam manfaat dari gaya hidup zero waste.
Pertama, kita bisa ikut serta dalam upaya pencegahan pemanasan global. Di mana makin hari bumi semakin panas. Maka, dengan ikut berperan aktif mengurangi sampah, kita sudah berperan penting dalam menjaga bumi dari pemanasan global.
Kedua, kita bisa menghemat pengeluaran dalam berbelanja. Penggunaan barang yang bisa digunakan berkali-kali tentu akan membuat hemat bujet. Selain itu, manfaat lainnya tentu kita akan lebih mempertimbangkan produk-produk yang bisa diolah dan tahan lama. Rumah kita pun bisa bebas dari sampah, dan tidak mengeluarkan biaya lagi.
Ketiga, kita bisa meningkatkan kreativitas dalam pengelolaan barang. Jadi, hasil dari mendaur ulang sampah misalnya, kita akan mampu membuat suatu produk olahan dari sampah rumah kita sendiri. Kegiatan kreativitas pun terbentuk.
Jadi, sudah siapkah kita menerapkan gaya hidup zero waste ini? Jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing.
Dengan keadaan sadar kepedulian kita dalam menjaga lingkungan, maka gaya hidup zero waste adalah salah satu langkah pasti.
Cobalah!
*Pasti Angkut/Nardi