Pentingnya Memilah Sampah dari Rumah
Tahun 2030 mendatang bumi akan dibanjiri oleh sampah. Prediksi sebanyak 111 juta ton sampah akan ditampung oleh planet tempat kita tinggal. Mengapa angkanya bisa sebanyak itu?
Adanya jumlah sampah sebanyak itu adalah tidak lain dampak dari kebijakan larangan impor Tiongkok. Negeri tirai bambu tersebut sejak Januari 2018 secara resmi menghentikan impor sampah ke dalam negerinya.
Dampaknya, negara-negara yang sebelumnya mengirimkan sampahnya ke Tiongkok harus memikirkan ulang bagaimana cara pengelolaan sampah di negaranya masing-masing. Termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 500 Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun, dari sebanyak TPA tersebut sebagian besar masih menggunakan sistem open dumping, yakni sampah dibuang begitu saja tanpa melalui pemrosesan.
Hal tersebut secara perlahan akan menjadi bahaya laten bernama bom waktu. Secara logika, bahwa suatu barang atau benda sedikit demi sedikit jika ditumpuk atau dikumpulkan tentu menjadi semakin banyak dan membeludak.
Maka, untuk mengantisipasi bom waktu itu sangat perlu penanganan dan pengelolaan sampah sampai purna.
Mulai Memilah Sampah
Salah satu langkah sederhana untuk ikut serta menanggulangi bahaya laten sampah adalah memilah sampah mulai dari rumah. Mengapa kegiatan pemilahan ini harus kita lakukan?
Jika dilihat berdasasarkan sifatnya, jenis sampah dibagi menjadi dua, yakni sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik merupakan sampah yang dapat diurai kembali. Contoh dari jenis sampah organik seperti daun-daunan, ranting pohon, sisa sayur-sayuran, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk sampah anorganik adalah sampah yang tidak bisa diurai kembali. Contoh dari jenis sampah anorganik seperti plastik, botol minuman, kaleng, dan lainnya.
Dari dua jenis sampah di atas sangat bisa kita pilah mulai dari rumah. Dan, prosesnya pun sangat sederhana.
Tujuan adanya pemilahan ini tentu akan sangat bermanfaat saat pembuangan sampah. Bahwa sampah yang sudah dipilah tentu akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya.
Selain memudahkan para transpoter saat mengambil sampah, kegiatan memilah dari rumah juga turut serta mengubah perilaku kita dalam menjaga lingkungan.
Seperti misalnya pemilahan antara sampah sisa makanan dan sampah kertas atau kardus. Jika jenis-jenis sampah tersebut dicampur menjadi satu, tentu tidak akan menguntungkan bagi sampah kertas. Padahal sampah kertas masih bisa didaur ulang.
Kertas bahan dasarnya adalah pohon. Maka, jika ikut memilah sampah kertas supaya bisa didaur ulang, secara tidak langsung kita juga turut serta menjaga pohon.
Pengolahan Sampah Purna
Sampah yang sudah dipilah berdasarkan jenisnya tentu akan diolah. Seperti halnya yang dilakukan oleh Pasti Angkut.
Layanan pengelolaan sampah sampai purna yang berbasis di Panggungharjo, Sewon, Bantul, D.I. Yogyakarta tersebut merupakan contoh bagaimana sampah dikelola hingga benar-benar tidak tersisa.
Mulai dari sampah organik dan anorganik, Pasti Angkut menyediakan berbagai pilihan paket penjemputan sampah. Selain menawarkan pilihan paket yang murah, Pasti Angkut juga mengajak masyarakat supaya ikut mengubah perilaku pemilahan sampah dari rumah.
Tidak semua sampah harus dicampur menjadi satu, dan memang seharusnya dibedakan. Sampah yang sudah dibedakan dan dikumpulkan pun akan segera diproses daur ulang.
Kira-kira seperti itulah. Mari menjaga lingkungan dengan memilah sampah sejak dari rumah.
____________
*Pasti Angkut/Nardi